pa
yang ada dibenak pikiran Anda jika mendengar kata “Ekosistem”?. Pasti dipikiran
Anda adalah mata pelajaran biologi. Dalam biologi eksosistem merupakan suatu
sistem ekologi (cabang ilmu biologi yang mempelajari interaksi antara makhluk
hidup dengan makhluk hidup lain dan juga dengan lingkungan sekitarnya) yang
terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara kompenen biotik (makhluk
hidup) dengan kompenen abiotik (lingkungannya). Ekosistem yang baik dicirikan
dengan ditandai adanya pola hubungan yang saling menunjang antara kompenen
biotik dengan abiotik. Sebuah
sekolah bisa diibaratkan sebagai sebuah ekosistem. Hal ini disebabkan karena
disekolah terjadi interaksi antara faktor biotik (unsur yang hidup) dan abiotik
(unsur yang tidak hidup). Jika kedua factor ini yakni factor biotik dan abiotic
saling berinteraksi secara selaras dan harmonis maka akan terbentuk sebuah tatanan
yang positif disebuah sekolah. Begitu pula sebaliknya jika kedua factor ini
tidak tidak selaras dan harmonis dalam berinteraksi maka tatanan pada sekolah
tersebut akan rusak. Faktor-faktor
biotik yang ada dalam ekosistem sekolah meliputi : murid, kepala sekolah, guru,
staf/tenaga kependidikan, pengawas sekolah, orang tua dan masyarakat sekitar
sekolah. Sedangkan faktor-faktor abiotic meliputi keuangan serta sarana dan prasarana. Dalam
melakukan pengembangan dan perubahan disebuah komunitas/sekolah, selain mengetahui
factor-faktor yang saling berinteraksi ini perlu kiranya juga mengetahui dan
menggunakan pendekatan yang dipakai dalam mengembangkan sebuah komunitas/
sekolah. Ada 2 (dua) jenis pendekatan
yang dipakai dalam mengembangkan sebuah komunitas/ sekolah yakni Pendekatan
berbasis kekurangan/masalah (Deficit-Based Thinking) dan Pendekatan berbasis aset (Asset-Based Thinking). Pendekatan
berbasis kekurangan/masalah (Deficit-Based Thinking) akan memusatkan perhatian kita pada apa yang
mengganggu, apa yang kurang, dan apa yang tidak bekerja. Segala sesuatunya akan dilihat dengan cara
pandang negative sehingga dapat menjadikan buta terhadap potensi dan peluang
yang ada di sekitar. Sedangkan Pendekatan Berbasis Aset akan menekankan kepada
kemandirian dari suatu komunitas untuk dapat menyelesaikan tantangan yang
dihadapinya dengan bermodalkan kekuatan dan potensi yang ada di dalam diri
mereka sendiri, dengan demikian hasil yang diharapkan akan lebih berkelanjutan.
Perbedaan kedua pendekatan ini dapat dilihat pada table dibawah ini
Dari uraian tentang perbedaan kedua pendekatan tersebut, manakah yang sering kita gunakan sebagai seorang guru dalam mengembangkan kelas/sekolah?. Tentunya harapannya sekarang adalah dalam melakukan pengembangan kelas/sekolah sudah saatnya seorang guru fokus menggunakan pendekatan berbasis aset. Karena inti dari pendekatan berbasis aset adalah fokus pada asset dan kekuatan yang dimiliki sehingga akan diperoleh hasil yang sifatnya berkelanjutan. Hal ini juga sejalan dengan konsep pemikiran Ki Hadjar Dewantara dan sebuah paradigma managamen perubahan yakni inkuiri apresiatif (IA). Menurut Ki Hadjar Dewantara bahwa “pendidik hanya bisa menuntun murid sesuai kodrat alam dan Kodrat jaman” . Artinya kodrat alam dan kodrat jaman (keduanya ini disebut dengan kodrat keadaan) tidak bisa diubah. Sedangkan inkuiri apresiatif (IA) adalah paradigma perubahan berdasarkan kekuatan-kekuatan yang dimiliki. Sehingga dalam melakukan perubahan hendaknya berdasarkan kekuatan-kekuatan yang dimiliki (aset) baik “kodrat alam maupun kodrta jaman” sehingga akan diperoleh hasil yang sifatnya berkelanjutan dan tentunya berpihak kepada murid. Berpihak pada murid dapat dilihat dari bagaimana seorang pendidik menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar murid (pembelajaran berdiferensiasi). Dalam mengimplementasikan pendekatan berbasis aset, perlu kiranya mengetahui aset-aset yang dimiliki oleh sebuah komunitas/sekolah. Menurut Green dan Haines (2002) ada 7 aset utama (modal utama), yaitu: 1. Modal Manusia
2. Modal Sosial
3. Modal Fisik
4.
Modal
Lingkungan/alam Bisa
berupa potensi yang belum diolah dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dalam
upaya pelestarian alam dan juga kenyamanan hidup. Modal lingkungan terdiri dari bumi, udara
yang bersih, laut, taman, danau, sungai, tumbuhan, hewan, dan sebagainya. 5.
Modal
Finansial Dukungan
keuangan yang dimiliki oleh sebuah komunitas yang dapat digunakan untuk
membiayai proses pembangunan dan kegiatan sebuah komunitas. 6. Modal Politik
7.
Modal
Agama dan budaya Identifikasi dan pemetaan modal budaya agama merupakan langkah yang sangat penting untuk melihat keberadaan kegiatan dan ritual kebudayaan dan keagamaan dalam suatu komunitas, termasuk kelembagaan dan tokoh-tokoh penting yang berperan langsung atau tidak langsung di dalamnya. |
Kamis, 29 April 2021
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.2 "PEMIMPIN DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA"
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
PEMBELAJARAN YANG NYAMAN DAN DINANTIKAN OLEH SELURUH MURID
Latar Belakang K egiatan Pembelajaran adalah suatu proses yang mengandung serangkaian kegiatan ...
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjt8M3iy9bgIsha8R02z1pRd0VodNOAK7b_Zzc1YKm1l0bCFiBWYcu16furCE9E9-rmJX_0_nHtytf0g41ZZObI_0xfhg8RXDiZwNe9iUt_RCOfcmko5meJ6eW4ERqbvcKhwrt5jr2_Zu0/s320/IMG-20210504-WA0002.jpg)
-
S esal dahulu pendapantan sesal kemudian tiada guna adalah sebuah pribahasa yang terkadang sering kita dengar. Pribahasa...
-
J ika Anda gagal membuat sebuah rencana berarti Anda merencanakan sebuah kegagalan. Maksud dari pernyataan tersebut adalah pentingnya meny...
-
Latar Belakang K egiatan Pembelajaran adalah suatu proses yang mengandung serangkaian kegiatan ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar