Kamis, 29 April 2021

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.2 "PEMIMPIN DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA"

A

pa yang ada dibenak pikiran Anda jika mendengar kata “Ekosistem”?. Pasti dipikiran Anda adalah mata pelajaran biologi. Dalam biologi eksosistem merupakan suatu sistem ekologi (cabang ilmu biologi yang mempelajari interaksi antara makhluk hidup dengan makhluk hidup lain dan juga dengan lingkungan sekitarnya) yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara kompenen biotik (makhluk hidup) dengan kompenen abiotik (lingkungannya). Ekosistem yang baik dicirikan dengan ditandai adanya pola hubungan yang saling menunjang antara kompenen biotik dengan abiotik.

Sebuah sekolah bisa diibaratkan sebagai sebuah ekosistem. Hal ini disebabkan karena disekolah terjadi interaksi antara faktor biotik (unsur yang hidup) dan abiotik (unsur yang tidak hidup). Jika kedua factor ini yakni factor biotik dan abiotic saling berinteraksi secara selaras dan harmonis maka akan terbentuk sebuah tatanan yang positif disebuah sekolah. Begitu pula sebaliknya jika kedua factor ini tidak tidak selaras dan harmonis dalam berinteraksi maka tatanan pada sekolah tersebut akan rusak.  Faktor-faktor biotik yang ada dalam ekosistem sekolah meliputi : murid, kepala sekolah, guru, staf/tenaga kependidikan, pengawas sekolah, orang tua dan masyarakat sekitar sekolah. Sedangkan faktor-faktor abiotic meliputi keuangan  serta sarana dan prasarana.

Dalam melakukan pengembangan dan perubahan disebuah komunitas/sekolah, selain mengetahui factor-faktor yang saling berinteraksi ini perlu kiranya juga mengetahui dan menggunakan pendekatan yang dipakai dalam mengembangkan sebuah komunitas/ sekolah. Ada 2 (dua) jenis  pendekatan yang dipakai dalam mengembangkan sebuah komunitas/ sekolah yakni Pendekatan berbasis kekurangan/masalah (Deficit-Based Thinking) dan Pendekatan  berbasis aset (Asset-Based Thinking).

Pendekatan berbasis kekurangan/masalah (Deficit-Based Thinking)  akan memusatkan perhatian kita pada apa yang mengganggu, apa yang kurang, dan apa yang tidak bekerja.  Segala sesuatunya akan dilihat dengan cara pandang negative sehingga dapat menjadikan buta terhadap potensi dan peluang yang ada di sekitar. Sedangkan Pendekatan Berbasis Aset akan menekankan kepada kemandirian dari suatu komunitas untuk dapat menyelesaikan tantangan yang dihadapinya dengan bermodalkan kekuatan dan potensi yang ada di dalam diri mereka sendiri, dengan demikian hasil yang diharapkan akan lebih berkelanjutan. Perbedaan kedua pendekatan ini dapat dilihat pada table dibawah ini

Berbasis Kekurangan/Masalah

Berbasis Aset

Fokus pada masalah dan isu

Fokus pada asset dan kekuatan

Berkutat pada masalah

Membayangkan masa depan

Mengidentifikasi kebutuhan dan kekurangan – selalu bertanya apa yang kurang

Berpikir tentang kesuksesan yang telah diraih dan kekuatan untuk mencapai kesuksesan tersebut

Fokus mencari bantuan dari sponsor atau institusi lain

Mengorganisasikan kompetensi dan sumber daya (aset dan kekuatan)

Merancang program atau proyek untuk menyelesaikan masalah

Meraancang sebuah rencana berdasarkan visi dan kekuatan

Mengatur kelompok yang dapat melaksanakan proyek

Melaksanakan rencana aksi yang sudah diprogramkan

Dari uraian tentang perbedaan kedua pendekatan tersebut, manakah yang sering kita gunakan sebagai seorang guru dalam mengembangkan kelas/sekolah?. Tentunya harapannya sekarang adalah dalam melakukan pengembangan kelas/sekolah sudah saatnya seorang guru fokus menggunakan pendekatan berbasis aset. Karena inti dari pendekatan berbasis aset adalah fokus pada asset dan kekuatan yang dimiliki sehingga akan diperoleh hasil yang sifatnya berkelanjutan. Hal ini juga sejalan dengan konsep pemikiran Ki Hadjar Dewantara dan sebuah paradigma managamen perubahan yakni inkuiri apresiatif (IA).

Menurut Ki Hadjar Dewantara bahwa “pendidik hanya bisa menuntun murid sesuai kodrat alam dan Kodrat jaman” . Artinya kodrat alam dan kodrat jaman (keduanya ini disebut dengan kodrat keadaan) tidak bisa diubah. Sedangkan inkuiri apresiatif (IA) adalah paradigma perubahan berdasarkan kekuatan-kekuatan yang dimiliki. Sehingga dalam melakukan perubahan hendaknya berdasarkan kekuatan-kekuatan yang dimiliki (aset) baik “kodrat alam maupun kodrta jaman” sehingga akan diperoleh hasil yang sifatnya berkelanjutan dan tentunya berpihak kepada murid. Berpihak pada murid dapat dilihat dari bagaimana seorang pendidik menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar murid (pembelajaran berdiferensiasi).

 Dalam mengimplementasikan pendekatan berbasis aset, perlu kiranya mengetahui aset-aset yang dimiliki oleh sebuah komunitas/sekolah. Menurut Green dan Haines (2002) ada 7 aset utama (modal utama), yaitu:

1.    Modal Manusia

  • Sumber daya manusia yang berkualitas, investasi pada sumber daya manusia menjadi sangat penting yang berhubungan dengan kesehatan, pendidikan, kesejahteraan, dan harga diri seseorang.
  • Pemetaan modal atau aset individu merupakan kegiatan menginventaris pengetahuan, kecerdasan, dan keterampilan yang dimiliki setiap warganya dalam sebuah komunitas,
  • Modal ini juga dengan melihat kecakapan seseorang yang berhubungan dengan kemasyarakatan

2.     Modal Sosial

  • Norma dan aturan yang mengikat warga masyarakat yang ada di dalamnya dan mengatur pola perilaku warga, juga unsur kepercayaan (trust) dan jaringan (networking) antara unsur yang ada di dalam komunitas/masyarakat.
  • Investasi yang berdampak pada bagaimana manusia, kelompok, dan organisasi dalam komunitas berdampingan, contohnya kepemimpinan, bekerjasama, saling percaya, dan punya rasa memiliki masa depan yang sama.
  • Contoh-contoh yang termasuk dalam modal sosial antara lain adalah asosiasi.

3.    Modal Fisik

  • Bangunan.
  • Infrastruktur atau sarana prasarana

4.    Modal Lingkungan/alam

Bisa berupa potensi yang belum diolah dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dalam upaya pelestarian alam dan juga kenyamanan hidup.  Modal lingkungan terdiri dari bumi, udara yang bersih, laut, taman, danau, sungai, tumbuhan, hewan, dan sebagainya.

5.    Modal Finansial

Dukungan keuangan yang dimiliki oleh sebuah komunitas yang dapat digunakan untuk membiayai proses pembangunan dan kegiatan sebuah komunitas.

6.    Modal Politik

  • Modal politik adalah ukuran keterlibatan sosial.
  • Lembaga pemerintah atau perwakilannya yang memiliki hubungan dengan komunitas, seperti komunitas sekolah, komite pelayan kesehatan, pelayanan listrik atau air.

7.    Modal Agama dan budaya

Identifikasi dan pemetaan modal budaya agama merupakan langkah yang sangat penting untuk melihat keberadaan kegiatan dan ritual kebudayaan dan keagamaan dalam suatu komunitas, termasuk kelembagaan dan tokoh-tokoh penting yang berperan langsung atau tidak langsung di dalamnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PEMBELAJARAN YANG NYAMAN DAN DINANTIKAN OLEH SELURUH MURID

Latar Belakang   K egiatan Pembelajaran adalah suatu proses yang mengandung serangkaian kegiatan ...