Kamis, 08 April 2021

PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN

S

esal dahulu pendapantan sesal kemudian tiada guna adalah sebuah pribahasa yang terkadang sering kita dengar. Pribahasa tersebut mengandung arti  “hendaknya berpikir masak-masak sebelum membuat suatu keputusan “. Kaitannya dengan itu didalam dunia pendidikan tentunya kita tidak ingin menyesal dikemudian hari dalam mengambil dan menetapkan sebuah keputusan. Sehingga perlu memikirkan secara matang setiap mengambil keputusan.

Dalam mengambil sebuah keputusan tentunya ada pertentangan yang akan dialami. Pertentangan inilah yang dinamakan dengan dilema. Dalam kamus Bahasa Indonesia dilema murupakan situasi sulit yang mengharuskan orang menentukan pilihan antara dua kemungkinan yang sama-sama tidak menyenangkan atau tidak menguntungkan. Orang yang berada pada situasi seperti ini tentunya memerlukan sebuah pemikiran yang matang sekali dalam menetukan pilihan mana yang akan diambil.

Secara umum dilima ini dikelompokkan menjadi dua yaitu dilima etika dan bujukan moral. Dilima etika merupaka situasi benar vs benar. Artinya bahwa situasi yang terjadi ketika sesorang harus memilih diantara dua pilihan dimana kedua pilihan secara moral benar tetapi bertentengan. Misalnya ketika orang menentukan pilihan antara aturan dengan kasihan. Adalah benar jika orang tersebut memilih atauran dan mengenyampingkan rasa kasihan untuk menegakkan aturan sebagai rasa hormat terhadap keadilan. Dan benar juga jika orang tersebut membengkokkan aturan sebagai bentuk rasa kasihan atau kebaikan

Sedangkan bujukan moral murupakan situasi benar vs salah. Arinya adalah situasi yang terjadi ketika sesorang membuat keputusan antara benar atau salah. Misalnya berbohong untuk melindungi sesorang. Walaupun tujuannya baik berbohong tetap tidak dibenarkan. Nah sekarang sudah seyogyanya kita dalam mengambil sebuah keputusan terlebih dahulu membedakan apakah dilima yang kita hadapi ini termasuk dalam kategori dilima etika atau bujukan moral.

Dalam dunia pendidikan dilima etika adalah hal berat yang harus dihadapi. Ketika kita menghadapi situasi dilema etika, akan ada nilai-nilai kebajikan mendasari yang bertentangan seperti cinta dan kasih sayang, kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan, toleransi, tanggung jawab dan penghargaan  akan hidup. Secara umum ada pola, model, atau paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika yang bisa dikategorikan seperti di bawah ini:

  1. Individu lawan masyarakat (individual vs community)
  2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
  3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
  4. Jangka pendek lawan  jangka panjang (short term vs long term)

Keempat kategori ini adalah pola umum yang sering muncul dalam dilima etika yang sering dihadapi. Sehingga perlu kiranya mengetahui pola-pola yang terjadi ketika menetapkan sebuah keputusan agar selanjutnya dapat menentukan langkah-langkah berikutnya dalam penentapan keputusan.

Etika tentunya bersifat relatif dan bergantung pada kondisi dan situasi, dan tidak ada aturan baku yang berlaku. Sehingga setelah mengetahui pola yang terjadi selanjutnya perlu menentukan prinsip yanga akan digunakan dalam pengambilan keputusan. Ada tiga prinsip yang paling sering dikenali dan digunakan dalam menghadapi pilihan-pilihan yang penuh tantangan, yang harus dihadapi pada dunia saat ini. (Kidder, 2009, hal 144). Ketiga prinsip tersebut adalah:

  1. Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
  2. Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
  3. Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)

Setelah menegtahui pola dan prinsip yang digunakan dalam menetukan pilihan terhadap dilima etika yang dihadapi selanjutnya dapat menerapkan 9 langkah pengambilan keputusan sehingga keputusan yang akan diambil akan menjadi keputusan yang terbaik. 9 langkah ini dapat diuraikan sebagai berikut: 

1.       Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi ini.

Langkah ini mengharuskan kita untuk mengidentifikasi masalah yang perlu diperhatikan, alih-alih langsung mengambil keputusan tanpa menilainya dengan lebih saksama serta  akan membuat kita menyaring masalah yang betul-betul berhubungan dengan aspek moral, bukan masalah yang berhubungan dengan sopan santun dan norma sosial. 

2.       Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini.

Bila kita telah mengenali bahwa ada masalah moral di situasi tertentu perlu selanjutnya untuk mengetahui dilema siapakah ini.

3.       Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini.

Dalam pengambilan keputusan yang baik tentunya membutuhkan data yang lengkap dan detail, seperti misalnya apa yang terjadi di awal situasi tersebut, bagaimana hal itu terkuak, dan apa yang akhirnya terjadi, siapa berkata apa pada siapa, kapan mereka mengatakannya.

4.       Pengujian benar atau salah

    • Uji Legal

Pertanyaan dasar yang harus diajukan adalah apakah dilema etika itu menyangkut aspek pelanggaran hukum. Bila jawabannya adalah iya, maka pilihan yang ada bukanlah antara benar lawan benar, namun antara benar lawan salah.

  • Uji Regulasi/Standar Profesional

Bila dilema etika tidak memiliki aspek pelanggaran hukum di dalamnya, mungkin ada pelanggaran peraturan atau kode etik. 

  • Uji Intuisi

Langkah ini mengandalkan tingkatan perasaan dan intuisi kita dalam merasakan apakah ada yang salah dengan situasi ini.

  • Uji Halaman Depan Koran

Apa yang kita akan rasakan bila keputusan ini dipublikasikan pada halaman depan dari koran dimana sesuatu yang kita anggap merupakan ranah pribadi kita tiba-tiba menjadi konsumsi masyarakat.

  • Uji Panutan/Idola

Dalam langkah ini, kita akan membayangkan apa yang akan dilakukan oleh seseorang yang merupakan panutan kita, misalnya ibu kita. Tentunya di sini fokusnya bukanlah pada ibu kita, namun keputusan apa yang kira-kira akan beliau ambil, karena beliau adalah orang yang menyayangi kita dan orang yang sangat berarti bagi kita.

5.       Pengujian Paradigma Benar lawan Benar.

Dari keempat paradigma berikut ini, paradigma mana yang terjadi di situasi yang kita alami

6.       Melakukan Prinsip Resolusi

Dari 3 prinsip penyelesaian dilema, mana yang kira-kira yang akan dipakai

7.       Investigasi Opsi Trilema

Mencari opsi yang ada di antara 2 opsi. Apakah ada cara untuk berkompromi dalam situasi ini.

8.       Buat Keputusan

Titik di mana kita harus membuat keputusan yang membutuhkan keberanian secara moral untuk melakukannya.

9.       Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan

Lihat kembali proses pengambilan keputusan dan ambil pelajarannya untuk dijadikan acuan bagi kasus-kasus selanjutnya.


Dari ketiga uraian langkah mengambil keputusan, seyogyanya kita yang terlibat dalam dunia pendidikan hendaknya menerapkan langkah-langkah tersebut ketika kita pada kondisi atau keadaan dalam mengambil dan menetapkan sebuah keputusa.

Berdasarkan uraian diatas ada beberapa hal yang menjadi pertanyaan dan jawaban pribadi terkait dengan keempat uraian materi (dilima etika dan bujukan moral, paradigm delima etika, prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan) tersebut, diantaranya sebagai berikut:

1.       Apa rencana ke depan dalam menjalani pengambilan  keputusan yang mengandung unsur dilema etika?

Jawaban: Kedepan setiap pengambilan keputusan yang mengandung unsur delima etika akan mencoba pelan-pelan dalam menerapkan prinsip pengambilan keputusan, paradigma delima etika dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan sehingga nanti akan menjadi sebuah kebiasaan dalam menerpakan ketiga materi tersebut dalam mengambil sebuah keputusan


2.       Bagaimana saya bisa mengukur efektivitas pengambilan keputusan saya?

Jawaban: Efektivitas pengambilan keputusan dapat diikur dari dua hal. Pertama bahwa keputusan yang telah ditetapkan kemudian dijalan tidak akan menimbulkan penyelesalan dikemudian (sesal dahulu pendapatan sesal kemudian tiada guna). Kedua bahwa keputusan yang diambil dapat memberikan dampak yang positif bagi diri pribadi maupun bagu lingkungan sekitar

  

3.       Siapa yang akan membantu atau mendampingi saya?

Jawaban: Yang akan membantu saya adalah beberapa rekan guru dan kepala sekolah jika menyangkut urusan kelas dan lingkungan sekolah. Sedangkan jika menyangkut pengambilan keputusan dilingkungan keluaraga tentunya sitri dan orang tua



4.   Bagaimana saya nanti akan mentransfer dan menerapkan pengetahuan yang Anda dapatkan di program guru penggerak ini di sekolah/lingkungan asal saya?

Jawaban: Ilmu yang diperoleh akan ditransfer dan diterapkan pada komunitas kecil (komunitas praktisi) yang coba dirintis disekolah. Selain itu ilmu yang diperoleh ini akan diterapkan secara perlahan-lahan mulai dari hal yang kecil yakni dikelas-kelas tempat mengajar kemudian selanjutnya menyangkut sekolah


5.   Apa langkah-langkah awal yang akan say lakukan untuk memulai mengambil keputusan berdasarkan pemimpin pembelajaran?

Jawaban: Langkah awal yang dilakukan adalah mulai memberanikan diri untuk mencoba menerapkan 3 materi yakni prinsip pengambilan keputusan, paradigma delima etika dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan sehingga harapan kedepan akan tertanam pada diri dan akan menjadi sebuah kebiasaan dalam mengambilan keputusan

 

6.    Mulai kapan Anda akan menerapkan langkah-langkah tersebut, hari ini, besok, minggu depan, hari apa?

Catat rencana, sehingga saya tidak lupa.

Jawaban: Langkah-langkah tersebut akan saya coba diterapkan setiap hari tentunya ketika sedang mengahdapi delima etika.

 


7.    Siapa yang akan menjadi pendamping saya, dalam menjalankan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran? Seseorang yang akan menjadi teman diskusi saya untuk menentukan apakah langkah-langkah yang Anda ambil telah tepat dan efektif.


Jawaban:
Yang menjadi pendamping saya adalah beberapa rekan guru yang beberapa bulan ini bisa di ajak untuk menjalankan program guru penggerak serta kepala sekolah.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PEMBELAJARAN YANG NYAMAN DAN DINANTIKAN OLEH SELURUH MURID

Latar Belakang   K egiatan Pembelajaran adalah suatu proses yang mengandung serangkaian kegiatan ...