Senin, 30 November 2020

BELAJAR DILUAR KELAS DENGAN BERMAIN

 

Latar Belakang

Salah satu ringkasan tugas Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang kebudayaan. Sejalan dengan itu banyak agenda yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Barat kaitannya dengan kebudayaan. Salah satu agenda dan sering dilombakan saat ini oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah pembuatan vidio tatacara permainan tradisional. Pembuatan vidio ini bertujuan untuk menghidupkan kemabali permaianan-permaianan yang sudah mulai hilang karena pengaruh geget sekaligus sebagai ajang mengkampanyekan belajar tidak hanya bisa dilakukan dikelas melainkan belajar bisa dilakukan dimana saja.

Salah satunya belajar bisa dilakukan dengan bermaian. Kalimat “Belajar sambil bermaian” bahkan sering sekali terdengar ditelinga kita sebagai pendidik. Akan tetapi terkadang ketika mendengar kata “bermain” kita selalu memberikan makna yang negatif. Padahal salah satu kodrat anak adalah “bermain”. Sehingga permaianan bisa kita jadikan sebagai pembelajaran guna menumbukan perkembangan fisik, sosial, emosi, intelektual, dan spiritual. Dalam Kompas.com, ada 6 manfaat bermain bagi anak, dari fisik hingga emosional. Keenam itu adalah memberi stimulus berbicara, baik untuk fungsi kognitif dan eksekutif, belajar memecahkan masalah, baik untuk kesehatan fisik, membangun kecerdasan sosial emosional, dan menemukan minat anak.

Beranjak dari manfaat bermain dan kodrat anak, seyogyanya kita mulai berfikir postif dan mencoba menjadikan permainan sebagai pembelajaran. Inilah yang belum dicoba untuk diterapkan di SMA Negeri 1 Labuhan Haji. Padahal jika dilihat dari luas halaman tempat bermain di SMAN 1 Labuhan Haji yang sangat mendukung, bermain sebagai pembelajaran sangat mendukung untuk diimplementasikan. Apalagi pada kondisi saat ini (pandemi covid-19) banyak guru melakukan kegiatan pembelajaran dengan cara memberikan tugas karena keinginan untuk menyelesaikan kurikulum yang berakibat timbulnya kejenuhan dalam belajar dan tidak memandang sekolah sebagai tempat yang menyenangkan. Memang sebagai pendidik penyelesaian kurikulum sudah menjadi kewajiban akan tetapi kita tidak boleh lupa bahwa salah satu kodrat anak adalah “bermain”. Sehingga harapan penulis dengan adanya aksi nyata ini semoga guru-guru lain disekolah dapat menghargai kodrat anak yakni “bermain” dan sekolah bisa memprogramkan bermaian sebagai salah satu kegiatan pembelajaran.

Aksi Nyata Yang Dilakukan

Dalam aksi nyata yang dilakukan, awalnya penulis hanya ingin mencoba belajar diluar kelas hanya sebatas kelas tempat mengajar saja. Akan tetapi setelah berkonsultasi dengan kepala sekolah dan kebetulan momennya bertepatan dengan peringatan hari guru yang ke-75, kepala sekolah selanjutnya memberikan dukungan yang luar biasa dengan memberikan saran supaya semua kelas ikut dilibatkan dan diadakan lomba. Atas dukungan kepala sekolah ini penulis selanjutnya mendesain ulang rencana yang telah dibuat kemudian berkolaborasi dengan wakil kepala sekolah urusan kesiswaan serta melibatkan murid (Pengurus OSIS) dalam merencanakan kegiatan yang akan dilakukan. Protokol covid-19 tentu juga menjadi masukan kepala sekolah dalam pelaksanaan kegiatan bermain ini. 

            Dalam merencanakan ini murid diberikan kebebasan dalam menentukan permaian tradisional yang akan dimainkan. Berdasarkan kesepakatan bersama permainan yang akan dimainkan adalah permaianan hadang (selodor), tarik tambang, dan balap karung. Selanjutnya sesuai saran kepala sekolah yang menginkan permainan ini dilombakan, murid (OSIS) membuka link pendaftaran secara online dengan menggunakan google form untuk meminta perwakilan setiap kelas mengikuti masing-masing permainan hadang (selodor), tarik tambang, dan lari karung. Pendaftaran ini dilakukan secara daring karena kegiatan pembelajaran tatap muka masih dilaksanakan secara terbatas. Sehingga tidak semua kelas melakukan pembelajaran disekolah setiap hari

Persiapan lapangan bermain tidak lumput dari polesan tangan-tangan murid karena antusias mereka dalam menyukseskan kegiatan bermain. Setelah arena bermain siap murid selanjutnya membuat aturan dan bagan untuk tiga permaianan yang akan dimainkan. Berikut alur rangkaian kegiatan permainan yang dilakukan

Alasan penulis melakukan aksi nyata ini adalah:

1.    Menuntun kodrat anak yakni “kodrat bermain”

2.    Menanamkan pemikirian postif kepada guru yang lain tentang permaianan dapat dijadikan sebagai pembelajaran

3.    Mengurangi kejenuhan murid selama belajar dari rumah dan pembelajaran tatap muka terbatas

4.    Penulis ingin mengetahui nilai-nilai positif dalam permainan yang dimainkan murid dan mengkaitkannya dengan materi pelajaran

5.    Menumbuhkan motivasi instrinsik untuk menghargai perbedaan melalui bermain

6.    Menciptakan sekolah yang menyenangkan

7.    Menanamkan rasa cinta terhadap permainan tradisional yang mulai ditinggalkan karena pengaruh gadget.

Hasil Dari Aksi Nyata

Setelah penulis melakukan aksi nyata (bermain adalah kodrat anak) murid yang dilibatkan dalam merencanakan sampai dengan akhir kegiatan dapat melaksanakan kegiatan dengan penuh tanggung jawab. Selain itu berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh penulis, selama kegiatan permainan berlangsung murid dan guru (baik yang bermain maupun yang menonton) terlihat bahagia dan senang melakukan permainan yang mereka mainkan. Murid juga berharap kegiatan serupa yakni “bermain” sebagai pembelajaran lebih sering dilakukan.

Pembelajaran yang didapat dari pelaksanaan (kegagalan maupun keberhasilan)

Dari pelakasanaan kegiatan bermain diluar kelas ini pembelajaran yang penulis dapatkan adalah murid akan dengan penuh tanggung jawab melakukan suatu kegiatan jika kegiatan itu merupakan sesuatu yang disukai. Hal ini sesuai dengan salah satu teori motivasi yaitu teori Behavioristik. Teori ini menyatakan bahwa  suatu tingkah laku yang bermotivasi terjadi apabila konsekuensi tingkah laku itu dapat menggetarkan emosi individu, yaitu menjadi suka atau tidak suka. Artinya bahwa tingkah laku murid akan semakin kuat jika kegiatan yang dilakukan atas dasar rasa suka, begitu juga dengan sebaliknya.

Selain itu pembelajaran yang dapat diambil dari kegiatan ini adalah terlihat bahwa murid tidak memperdulikan jarak (fisical distancing) karena begitu antusias mengikuti kegiatan. Oleh sebab itu kiranya disetiap kegiatan pada masa pandemi ini tetap selalu menerapakan protokol covid-19 walaupun kegiatan dilaksanakan diarea terbuka. Jangan sampai kegiatan yang menyenangkan berubah menjadi kegiatan yang membawa duka

Rencana perbaikan untuk pelaksanaan di masa mendatang

            Perbaikan atas suatu kegiatan jika ingin melakukan hal yang sama dikemudian hari sangat perlu dilakukan. Begitu juga terhadap aksi nyata yang dilakukan kaitanya dengan bermain diluar kelas. Perbaikan tersebut diantaranya adalah perlu melibatkan seluruh guru dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan jika ingin melakukan kegiatan yang melibatkan seluruh kelas dan tetap secara ketat menerapkan protokol covid-19 terutama saat permainan dilaksanakan. Selain itu jenis permainan bisa diperbanyak agar permaianan tradisional lebih dikenal oleh murid.

Dokumentasi









Selasa, 10 November 2020

SECUIL CERITA TENTANG PENDAMPINGAN PERTAMA CGP LOTIM 1

Pulang dari sekolah tepatnya pukul 17.30 saya sampai dirumah kemudian data seleuler HP langsung di off. Bakda isya data seluler HP dihidupkan kemudian ada salah satu pesan dari pendamping guru penggerak “Assalamualaikum... Pak guru insyaallah besok kami akan pendampingan ke skolahnya... Mohon diinfokan kpda Bapak/ibu Kepala sekolahnya... Tiang ke Bun Handayani dulu... Setelah dari beliau baru ke sekolah side pak guru... Smoga Allah memudahkan”.

Saya langsung balas “ siap pak, semoga dilancarkan”.

Nama pendamping saya Pak Harmain. Beliau adalah guru SD. Dipikiran saya terlintas beliau muda atau tua?. Apa tujuan beliau datang kesekolah untuk mendampingi saya?. Apa nanti yang akan ditanyakan oleh beliau?.

Keseokan harinya kebetulan disekolah ada kegiatan LDK Pengurus Osis. Kebetulan saya diminta oleh ketua panitia untuk menyampaiakan materi kaitannya dengan “kempemimpinan”. Nah kebetulan di kegiatan guru penggerak juga memiliki tujuan menjadi pemimpin di murid dan komunitas. Ilmu yang didapatkan selama kurang lebih satu bulan mempelajari modul 1.1 dan 1.2 sudah bisa diterapkan lansung kaitannya dengan “refleksi diri”.

Ketika menjelang 5 menit (pukul 11.00 WIB) berakhir penyampain materi LDK, Pak Harmain telepon, “Asalamualaikum, Pak Budiawan tiang sudah diruang tunggu disekolah side”. Saya jawab “tunggu sebentar pak”. Dua menit kemudian langsung saya temui Pak Harmain. Begitu ketemu, beliau kaget. Ternyata apa yang dipikirkan oleh beliau sama, yaitu pak budiawan tua atau muda?. Ternyata setelah ketemu usia saya dengan beliau hanya selisih 3 tahun.

Karena usiatidak terlalu jauh langsung ngobrol dan antara saya dan beliau tidak ada rasa canggung dalam berkomunikasi. Setelah itu saya mengajak beliau ketumu dengan kepala sekolah saya. Diruang kepala sekolah beliau sedikit memaparkan kaitannya dengan program guru penggerak karena kebetulan pada waktu lokakarya perdana kepala sekolah saya tidak bisa ikut. Selanjutnya beliau meminta ijin kepada kepala sekolah agar diberikan waktu kurang lebih satu jam untuk berdiskusi dengan saya.

Selanjutnya saya ajak beliau ke berugak yang posisi didepan ruang guru untu melakukan kegiatan pendampingan sambil membawa kopi yang sudah dibuatkan. Ternyata beliau sudah satu bulan tidak ngopi, jadi belaiu tidak meminum sedikitpun.

Sesampai di berugak, rasa penasaran mulai terjawab kaitannya tentang tujuan beliau melakukan pendampingan. Ternyata tujuan dari pendampingan bukan mencari kesalahan saya melainkan saya dan beliau berdiskusi banyak kaitannya kegiatan yang dilakukan dari awal sampai hari ini (11 November 2020). Saya dan beliau banya berdiskusi tentang apa kendala yang dihadapi selama mengikuti pembelajaran daring melalui LMS, apa perubahan yang dialami sekarang tentang pemikiran KHD, dan apakah sudah menerapkan merdeka belajar pada murid. Intinya dalam pendampingan ini kita saling diskusi, saling munguatkan, saling mondorong sehingga harapan kedepan terjadi perubahan –perubahan positif pada diri pribadi dan berdampak kepada murid sehingga dapat memberikan kontribusi yang baik pada dunia pendidika.

Selesai berdiskuisi Pak Harmain, pamit dan berharap semoga kita selalu diberikan kesehatan dan kemudahan dalam menjalankan program guru penggerak. Demikian secuil kisah pendampingan calon guru pengerak LOTIM 1. Salam guru penggerak.  

Kamis, 05 November 2020

Arti Pendidikan >>>Guru Penggerak

 

Mungkin difikiran Anda “Pendidikan” dengan “Pengajaran” memiliki arti yang sama. Akan tetapi pendidikan dan pengajaran memiliki arti yang berbeda. Pengajaran merupakan bagian dari pendidikan.  Artinya Pengajaran merupakan pendidikan dengan cara memberikan ilmu-ilmu yang bermanfaat buat hidup anak-anak/orang, baik lahir maupun batin. Sebagai contoh, jika seorang guru matematika mengajarkan anak berhitung, maka pada proses ini terjadi transfer atau pemberian ilmu-ilmu kaitannya dengan bagaimana berhitung sehingga kelak anak-anak ini dapat menggunakan ilmu-ilmu ini dalam kehidupannya.

Sedangkan pendidikan merupakan menuntun segala kodrat yang ada pada diri anak agar selamat dan bahagia baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Semua anak terlahir dan dianugrahi kodrat tersendiri oleh Tuhan YME. Sehingga pendidik atau guru (semua orang adalah guru) sebatas menuntun untuk menguatkan kondrat yang ada pada diri anak tersebut. Sebagai contoh sorang guru melakukan kegiatan pembelajaran dikelas dengan membagi murid menjadi beberapa kelompok. Tujuan guru menerapkan pembelajaran kelompok ini adalah untuk menguatkan kodrat anak bahwa manusia itu merupakan mahluk sosial (yang membutuhkan orang lain).

Berdasarkan urain diatas, kita sebagia guru selama ini lebih cenderung mengajar atau mendidk? Mari perbanyak kegiatan refleksi terhadap diri sendiri.

Senin, 02 November 2020

Cara Berfikir Otak Manusia>>>Guru Pengerak

Cara berfikir otak manusia ada dua cara. Sistem berfikir cepat dan sistem berfikir lambat. Kenapa bisa berfikir cepat dan berfikir lambat? Simak vidio dibawah ini.

Semoga bermanfaat terutama bagi para pendidik. Setiap Rumah Adalah Sekolah, Setiap Orang Adalah Guru

Pembentukan Karakter>>>Guru Penggerak

 Proses perubahan prilaku dan penumbuhan karakter diibaratkan atau diumpamakan sebagai gunung es. Apa yang terlihat dari sesorang itu hanya sebagian kecil dari diri individu sesseorang. Bagian yang terlihat dan bagian yang terkecil itulah yang disebut dengan karakter. Untuk menumbuhkan karakter tersebut dibutuhkan usaha yang sangat besar yaitu melalui pengkondisian dan pembiasaan. Info lebih jelasnya bisa dilihat ditayangan vidio berikut kaitannya dengan penumbuhan karakter.


PEMBELAJARAN YANG NYAMAN DAN DINANTIKAN OLEH SELURUH MURID

Latar Belakang   K egiatan Pembelajaran adalah suatu proses yang mengandung serangkaian kegiatan ...