Latar Belakang
Salah
satu ringkasan tugas Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara
Barat adalah menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang kebudayaan. Sejalan
dengan itu banyak agenda yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Provinsi Nusa Tenggara Barat kaitannya dengan kebudayaan. Salah satu agenda dan
sering dilombakan saat ini oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa
Tenggara Barat adalah pembuatan vidio tatacara permainan tradisional. Pembuatan
vidio ini bertujuan untuk menghidupkan kemabali permaianan-permaianan yang
sudah mulai hilang karena pengaruh geget sekaligus sebagai ajang
mengkampanyekan belajar tidak hanya bisa dilakukan dikelas melainkan belajar
bisa dilakukan dimana saja.
Salah
satunya belajar bisa dilakukan dengan bermaian. Kalimat “Belajar sambil
bermaian” bahkan sering sekali terdengar ditelinga kita sebagai pendidik. Akan
tetapi terkadang ketika mendengar kata “bermain” kita selalu memberikan makna
yang negatif. Padahal salah satu kodrat anak adalah “bermain”. Sehingga
permaianan bisa kita jadikan sebagai pembelajaran guna menumbukan perkembangan
fisik, sosial, emosi, intelektual, dan spiritual. Dalam Kompas.com, ada 6 manfaat
bermain bagi anak, dari fisik hingga emosional. Keenam itu adalah memberi
stimulus berbicara, baik untuk fungsi kognitif dan eksekutif, belajar
memecahkan masalah, baik untuk kesehatan fisik, membangun kecerdasan sosial
emosional, dan menemukan minat anak.
Beranjak dari manfaat
bermain dan kodrat anak, seyogyanya kita mulai berfikir postif dan mencoba
menjadikan permainan sebagai pembelajaran. Inilah yang belum dicoba untuk diterapkan
di SMA Negeri 1 Labuhan Haji. Padahal jika dilihat dari luas halaman tempat
bermain di SMAN 1 Labuhan Haji yang sangat mendukung, bermain sebagai
pembelajaran sangat mendukung untuk diimplementasikan. Apalagi pada kondisi
saat ini (pandemi covid-19) banyak guru melakukan kegiatan pembelajaran dengan
cara memberikan tugas karena keinginan untuk menyelesaikan kurikulum yang
berakibat timbulnya kejenuhan dalam belajar dan tidak memandang sekolah sebagai
tempat yang menyenangkan. Memang sebagai pendidik penyelesaian kurikulum sudah
menjadi kewajiban akan tetapi kita tidak boleh lupa bahwa salah satu kodrat
anak adalah “bermain”. Sehingga harapan penulis dengan adanya aksi nyata ini
semoga guru-guru lain disekolah dapat menghargai kodrat anak yakni “bermain”
dan sekolah bisa memprogramkan bermaian sebagai salah satu kegiatan
pembelajaran.
Aksi Nyata Yang Dilakukan
Dalam aksi nyata yang dilakukan, awalnya penulis hanya ingin mencoba belajar diluar kelas hanya sebatas kelas tempat mengajar saja. Akan tetapi setelah berkonsultasi dengan kepala sekolah dan kebetulan momennya bertepatan dengan peringatan hari guru yang ke-75, kepala sekolah selanjutnya memberikan dukungan yang luar biasa dengan memberikan saran supaya semua kelas ikut dilibatkan dan diadakan lomba. Atas dukungan kepala sekolah ini penulis selanjutnya mendesain ulang rencana yang telah dibuat kemudian berkolaborasi dengan wakil kepala sekolah urusan kesiswaan serta melibatkan murid (Pengurus OSIS) dalam merencanakan kegiatan yang akan dilakukan. Protokol covid-19 tentu juga menjadi masukan kepala sekolah dalam pelaksanaan kegiatan bermain ini.
Dalam merencanakan ini murid diberikan kebebasan dalam menentukan permaian tradisional yang akan dimainkan. Berdasarkan kesepakatan bersama permainan yang akan dimainkan adalah permaianan hadang (selodor), tarik tambang, dan balap karung. Selanjutnya sesuai saran kepala sekolah yang menginkan permainan ini dilombakan, murid (OSIS) membuka link pendaftaran secara online dengan menggunakan google form untuk meminta perwakilan setiap kelas mengikuti masing-masing permainan hadang (selodor), tarik tambang, dan lari karung. Pendaftaran ini dilakukan secara daring karena kegiatan pembelajaran tatap muka masih dilaksanakan secara terbatas. Sehingga tidak semua kelas melakukan pembelajaran disekolah setiap hari
Persiapan
lapangan bermain tidak lumput dari polesan tangan-tangan murid karena antusias
mereka dalam menyukseskan kegiatan bermain. Setelah arena bermain siap murid
selanjutnya membuat aturan dan bagan untuk tiga permaianan yang akan dimainkan.
Berikut alur rangkaian kegiatan permainan yang dilakukan
Alasan
penulis melakukan aksi nyata ini adalah:
1.
Menuntun
kodrat anak yakni “kodrat bermain”
2.
Menanamkan
pemikirian postif kepada guru yang lain tentang permaianan dapat dijadikan
sebagai pembelajaran
3.
Mengurangi
kejenuhan murid selama belajar dari rumah dan pembelajaran tatap muka terbatas
4.
Penulis
ingin mengetahui nilai-nilai positif dalam permainan yang dimainkan murid dan
mengkaitkannya dengan materi pelajaran
5.
Menumbuhkan
motivasi instrinsik untuk menghargai perbedaan melalui bermain
6.
Menciptakan
sekolah yang menyenangkan
7.
Menanamkan
rasa cinta terhadap permainan tradisional yang mulai ditinggalkan karena
pengaruh gadget.
Hasil Dari Aksi Nyata
Setelah penulis melakukan
aksi nyata (bermain adalah kodrat anak) murid yang dilibatkan dalam
merencanakan sampai dengan akhir kegiatan dapat melaksanakan kegiatan dengan
penuh tanggung jawab. Selain itu berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh
penulis, selama kegiatan permainan berlangsung murid dan guru (baik yang
bermain maupun yang menonton) terlihat bahagia dan senang melakukan permainan
yang mereka mainkan. Murid juga berharap kegiatan serupa yakni “bermain”
sebagai pembelajaran lebih sering dilakukan.
Pembelajaran yang didapat dari
pelaksanaan (kegagalan maupun keberhasilan)
Dari
pelakasanaan kegiatan bermain diluar kelas ini pembelajaran yang penulis
dapatkan adalah murid akan dengan penuh tanggung jawab melakukan suatu kegiatan
jika kegiatan itu merupakan sesuatu yang disukai. Hal ini sesuai dengan salah
satu teori motivasi yaitu teori Behavioristik. Teori ini menyatakan bahwa suatu tingkah laku yang bermotivasi terjadi
apabila konsekuensi tingkah laku itu dapat menggetarkan emosi individu, yaitu
menjadi suka atau tidak suka. Artinya bahwa tingkah laku murid akan semakin
kuat jika kegiatan yang dilakukan atas dasar rasa suka, begitu juga dengan
sebaliknya.
Selain itu pembelajaran
yang dapat diambil dari kegiatan ini adalah terlihat bahwa murid tidak
memperdulikan jarak (fisical distancing) karena begitu antusias mengikuti
kegiatan. Oleh sebab itu kiranya disetiap kegiatan pada masa pandemi ini tetap
selalu menerapakan protokol covid-19 walaupun kegiatan dilaksanakan diarea terbuka.
Jangan sampai kegiatan yang menyenangkan berubah menjadi kegiatan yang membawa
duka
Rencana perbaikan untuk
pelaksanaan di masa mendatang
Perbaikan
atas suatu kegiatan jika ingin melakukan hal yang sama dikemudian hari sangat
perlu dilakukan. Begitu juga terhadap aksi nyata yang dilakukan kaitanya dengan
bermain diluar kelas. Perbaikan tersebut diantaranya adalah perlu melibatkan
seluruh guru dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan jika ingin melakukan
kegiatan yang melibatkan seluruh kelas dan tetap secara ketat menerapkan
protokol covid-19 terutama saat permainan dilaksanakan. Selain itu jenis permainan
bisa diperbanyak agar permaianan tradisional lebih dikenal oleh murid.
Dokumentasi