Latar Belakang
SMAN
1 Labuhan Haji memiliki lahan yang sangat luas (±3,2 hektar) sehingga
membutuhkan tenaga dan biaya yang besar untuk mengawasi dan mengelolanya. Dari ±3,2
hektar masih tersisa lahan 1,5 hektar yang belum dibangun. Disamping adanya
lahan yang masih kosong, bangunan-bangunan di SMAN 1 Labuhan Haji sebagian
besar bangunan tua. Misalnya dari 24 ruang kelas yang dimiliki, 13 ruang adalah
bangunan lama yang berusia 29 tahun. Begitu juga dengan ruangan yang lainnya
rata-rata berusia 29 Tahun
Luas
lahan SMAN 1 Labuhan Haji yang sangat luas dan masih banyak lahan yang kosong dan
bannyak bangunan yang berusia tua merupakan tantangan yang terberat setiap
kepala sekolah yang bertugas di SMAN 1 Labuhan Haji untuk mebangun
infrastruktur. Salah satu infrastruktur yang terabaikan dan menjadi usulan
murid pada aksi nyata sebelumnya adalah tempat parkir murid. Tempat parkiran
murid masih beratapkan langit dan berlantaikan tanah. Ditambah lagi hampir 65%
murid membawa motor kesekolah. Sehingga ketika menjelang siang sebagian besar
motor murid berada di terik matahari dan ketika musim hujuan seluruh motor
murid basah.
Untuk
memenuhi usulan murid kaitannya dengan tempat parkir dalam waktu dekat, sekolah
belum bisa melaksanakannya. Hal ini disebabkan karena ada program-program prioritas
yang harus dilaksanakan. Oleh sebab itu diperlukan sebuah solusi sebagai upaya
nyata sekaligus memulai menanamkan budaya positif kepada murid untuk dapat
meberikan kontribusi kepada sekolah. Salah satunya adalah melalui gerakan LIBAS
(Lihat amatI Beri Aksi atau Solusi). Gerakan LIBAS yang dilakukan adalah
mengajak murid untuk melakukan penanaman pohon di area parkir murid sehingga
beberapa tahun kedapan parkiran murid akan rindang.
Melalui gerakan LIBAS ini, penulis berharap semua pihak yang ada disekolah dapat melakukan hal-hal kecil disemua aspek tetapi meberikan manfaat yang nyata bagi sekolah. Selain itu gerakan LIBAS ini merupakan salah satu bentuk budaya positif sebagai upaya untuk menanamkan sikap peduli terhadap lingkungan sekitar.
Aksi Nyata Yang Dilakukan
Aksi
nyata yang dilakukan oleh penulis adalah mencoba menumbuhkan budaya peduli
terhadap lingkungan sekitar melalui gerakan LIBAS (Lihat amatI Beri Aksi atau
Solusi). Aksi nyata gerakan LIBAS ini dilakukan sebagai solusi kecil tetapi
memberikan mamfaat besar bagi murid dan sekolah. Gerakan LIBAS kali ini
difokuskan pada penghijauan area parkir murid sehingga kedepan diharapkan area
parkir murid akan rindang dengan adanya pohon-pohon yang ditanam. Adapun
tahap-tahap yang dilakukan dalam aksi nyata ini sebagai berikut:
1.
Menyampaikan
rencana yang akan dilakukan kepada kepala sekolah terkait gerakan LIBAS yang
akan dilakukan
2.
Berkolaborasi
dengan wakil kepala sekolah urusan kesiswaan dan pembina Osis kaitannya dengan program
LIBAS
3.
Melakukan
rapat kecil dengan murid (perwakilan kelas/Pengurus Osis) terkait rencan
pelaksanaan gerakan LIBAS yakni penghijauan area parkir murid
4.
Menentukan
pohon yang akan ditanam (dalam hal ini disepakati pohon sejenis anggur dan
jambu monyet)
5.
Menginformasikan
kepada kepada wali kelas untuk meminta perwakilan masing-masing kelas mebawa
bibit pohon yang telah disepakati masing-masing kelas satu buah bibit pohon
6.
Melakukan
penanaman pohon
Uraian
diatas dalah langkah-langkah aksi nyata yang dilakukan oleh penulis sebagai
upaya memulai membangun budaya positif dikalangan guru maupun murid. Alasan
penulis melakukan aksi nyata ini adalah:
1.
Menanamkan
budaya poitif kepada muird
2.
Mengajak
murid untuk melakukan hal-hal yang kecil tetapi memberikan banyak manfaat
3.
Menumbuhkan
budaya peduli terhadap lingkungan sekitar
4.
Mengajak
murid untuk memberikan kontribusi nyata kepada sekolah
5. Melatih murid untuk terlibat aktif dalam pelaksanaan program sekolah
Hasil Dari Aksi Nyata
Hasil dari aksi nyata yang dilakukan oleh penulis adalah mulai menumbuhkan budaya positif dikalangan murid melalui gerakan LIBAS (Lihat amatI Beri Aksi atau Solusi). Salah satunya adalah mengajak murid untuk melakukan atau memberikan aksi atau solusi dilingkungan sekolah terkait lahan parkir murid. Aksi dan solusi yang diberikan atau dilakukan adalah membuat rindang lahan parkir murid melalui gerakan LIBAS penanaman pohon. Hal ini dilakukan selain sebagai penanaman budaya positif, penanaman pohon ini juga sebagai bentuk solusi untuk melakukan perubahan dilingkungan sekolah jika sekolah tidak memiliki anggaran dalam melakukan sebuah pengembangan
Pembelajaran Yang Didapat Dari
Pelaksanaan
Dari pelakasanaan aksi nyata ini, pembelajaran yang penulis dapatkan adalah murid bisa digerakkan untuk melakukan budaya positif yakni peduli terhadap lingkungan sekolah dalam hal ini melakukan gerakan LIBAS dalam rangka penghijauan atau membuat rindang area parkir murid. Akan tetapi dalam melakukan gerakan LIBAS ini murid masih belum terbiasa memberikan aksi atau solusi akan hal-hal yang mereka amati. Murid masih menunggu guru untuk menggerakkannya. Selain itu guru tidak bisa menggerakkan semua murid dan semua pihak yang ada disekolah karena masih adanya atauran untuk tidak mendatangkan seluruh murid kesekolah. Sehingga sebagai akibat dari tidak menggerakkan semua murid dan semua pihak, setelah gerakan LIBAS dilakukan kaitannya dengan penanaman pohon di area parkir murid beberapa tanaman yang ditanam tidak tumbuh karena tidak ada perawatan secara rutin walaupun kegiatan ini dilakukan ketika musim hujan.
Rencana perbaikan untuk
pelaksanaan di masa mendatang
Dalam melaksanakan gerakan LIBAS
(Lihat amatI Beri Aksi atau Solusi) hendaknya melibatkan semua pihak. Sehingga
semua pihak akan tahu dan bisa memberikan respon setelah kegiatan LIBAS
dilaksanakan. Selain itu juga perlu secara konsisten melakukan kegiatan LIBAS
ini disegala aspek sehingga akan terbentuk budaya positif disekolah melalui
gerakan Lihat amatI Beri Aksi atau Solusi
Dokumentasi
Foto
Saat Merencanakan Gerakan LIBAS Penghijauan Area Parkiran Murid
Foto
Saat Pelaksanaan Gerakan LIBAS Penghijauan Area Parkiran Murid