Latar Belakang
Berdasarkan
hasil angket yang yang disebar ke guru SMAN 1 Labuhan Haji tentang penilaian
yang dilakukan selama pandemi Covid-19, 33% guru SMA Negeri 1 Labuhan Haji
tidak melakukan penilain keterampilan. 33% guru yang tidak melakukan penilai
keterampilan ini sebagian besar memberikan beberapa alasan bahwa guru tidak bisa menilai keterampilan secara tidak
langsung (tidak tatap muka) dan banyak murid yang tidak aktif jika melakukan
penilai keterampilan secara daring. Hal ini juga sejalan dengan respon yang
diberikan oleh murid. Dimana 82% murid tidak pernah melakukan kegiatan pembelajaran
yang melatih keterampilan mereka.
Berdasarkan
kondisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa selama pandemi ini murid kurang dilatih
untuh mengembangkan keterampilannya. Padahal sejak kurikulum 2013 diberlakukan
guru dituntut untuk mengembangkan keterampilan murid disamping mengembangkan
pengetahuan dan sikap. Apalagi bila dikaitkan dengan pemikiran Ki Hadjar
Dewantara bahwa salah satu kodrat yang tidak bisa diubah adalah kodrat jaman.
Sehingga dalam kondisi apapun baik kondisi normal maupun pandemi guru tetap
dituntut untuk melakukan pembelajaran sesuai dengan kodrat jaman
Salah
satu pembelajaran sesuai kodrat jaman adalah pembelajaran yang melatih keterampilan
abad XXI. Paradigma pembelajaran abad XXI menekankan pada kemampuan peserta
didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber, merumuskan permasalahan,
berpikir analitis dan kerjasama serta berkolaborasi dalam menyelesaikan masalah.
Sehingga walaupun kondisi pandemi pembelajaran yang melatih keterampilan abad
XXI tetap bisa dilakukan dengan berbagai cara (daring atau luring) maupun
dimanapun murid berada (disekolah, dirumah, dan dimasyarakat). Hal ini sesuai
dengan penjelasan pada Permendikbud No 22 Tahun 2016 bahwa prinsip pembelajaran
yang harus dipenuhi dalam proses pembelajaran abad XXI dianataranya pembelajaran
dapat berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat serta memanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efiseinsi dan efektivitas
pemebelajaran.
Dari
uraian diatas penulis melakukan aksi nyata untuk memberikan pemikiran positif
kepada guru lain untuk tetap melakukan kegiatan pembelajaran yang melatih
keterampilan abad XXI pada kondisi pandemi. Model pembelajaran yang
diaplikasikan dalam pembelajaran abad XXI adalah model pembelajaran Project
Based Learning (PjBL). Pembelajaran PjBL
yang dilakukan pada kondisi pandemi ini dilakukan secar daring dan luring serta
mencoba memerdekakan murid dalam pembelajaran. Sehingga dengan menerepakan
pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dengan prinsip merdeka, murid akan
aktif belajar secara daring sekaligus penulis dapat menjalankan paradigma pembelajaran abad XXI dan
menjalan prinsip pembelajaran sesuai dengan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016.
Aksi Nyata Yang Dilakukan
Aksi
nyata yang dilakukan oleh penulis adalah mendesaian dan melaksanakan
pembelajaran yang melatih keterampilan abad XXI pada kondisi pandemi dengan
model pembelajaran Project Based Learning (PjBL). Adapun tahap-tahap yang
dilakukan dalam aksi nyata ini sebagai berikut:
1.
Analisis
Kompetensi Dasar Yang Ada Di Kurikulum
Pada
tahap awal penulis melakukan anilisis kompetensi dasar yang ada di Kurikulum
sekolah yang nantinya akan dijadikan Kompetensi Dasar untuk melakukan aksinyata
yaitu menciptakan pembelajaran yang menerapkan keterampilan abad XXI dengan model project based learning. Dari
hasil analisis yang dilakukan didapatkan kesimpulan sementara bahwa kompetensi
dasar yang akan diterapkan pada aksi nyata adalah kompetensi dasar kelas XI
semester ganjil tahun pelajaran 2020-2021. Kompetensi dasar yang diambil ada 3
pilihan yaitu:
4.2
Membuat
karya yang menerapkan konsep titik berat dan kesetimbangan benda tegar
4.3
Melakukan
percobaan tentang sifat elastisitas suatu bahan berikut presentasi hasil
percobaan dan pemanfaatannya
4.4 Merancang
dan melakukan percobaan yang memanfaatkan sifat-sifat fluida, berikut
presentasi hasil percobaan dan pemanfaatannya
Pemilihan ketiga kompetensi dasar ini
berdasarkan pada pertimbangan bahwa bahan, benda, atau alat-alat yang merapkan
konsep pada masing-masing kompetensi dasar tersebut mudah dijumpai dilingkungan
peserta didik
2.
Kolaborasi
dengan guru lain
Tahap
selanjutnya melakukan kolaborasi dengan berdiskusi sesama guru. Kebutalan
disekolah ada guru fisika lain yang lebih senior dari saya. Salain itu pada
tahun 2018 beliau diundang oleh P4TK IPA Bandung untuk mengikuti diklat
pembelajaran STEM dan pernah mengimbaskan ke forum MGP Fisika Lombok Timur.
Berdasarkan diskusi yang dilakukan dan pengalaman beliau dalam melakukan
kegiatan pembelajaran yang melatih keterampilan abad XXI peserta didik, maka
beliau mendukung pemilihan ketiga kompetensi dasar yang telah dipilih tersebut.
Selain memberikan dukungan beliau juga meberikan informasi bahwa dalam
pelaksanaannya nanti penerapan pembelajaran yang melatih keterampilan adab XXI
nantinya membutuhkan waktu yang relatif lama sehingga lebih pandai dalam
mengatur waktu dan teknologi. Apalagi pada masa pandemi covid-19 kegiatan
pembelajaran tatap muka di tiadakan, sehingga teknolgi sangat dibutuhkan dalam
melaksanakan aksi nyata ini
3.
Kesepakatan
Penentuan Salah Satu KD Untuk Dijadikan Proyek Sederhana
Selanjutnya
penulis meminta kepada murid untuk memilih salah satu KD sesuai dengan
keinginan masing-masing. Untuk aksi nyata kali ini penulis menggunakan dua
kelas dengan jumlah murid 62. Karena kegiatan pembelajaran tatap muka masih
dilaksanakan secara terbatas, penulis menggunakan google form dalam penentuan
salah satu KD yang diinginkan oleh murid untuk dijadikan proyek sederhana.
Selain menggunakan google form penulis meminta murid untuk datang kesekolah
bagi yang tidak memiliki akses internet dalam penentuan KD untuk dijadikan
proyek sederhana.
4. Kesepakatan
Bentuk Pelaporan Proyek Yang Dikumpulkan dan Batas Waktu Pengumpulan
Setelah
murid menentukan sendiri KD yang dijadikan proyek sederhana, selanjutnya murid
diminta untuk menentukan bentuk proyek yang akan dikumpulkan serta batas waktu
pengumpulan. Kebetulan ketika melakukan pembelajaran tatap muka terbatas
disekolah ada jadwal fisika dikelas tempat melakukan aksi nyata. Kesempatan
inilah yang digunakan penulis untuk menelusuri murid yang belum menentukan
salah satu KD yang akan dijadikan proyek sederhana sekaligus penentuan bentuk
proyek yang akan dikumpulkan serta batas waktu pengumpulannya. Kesempatan ini
juga yang digunakan penulis untuk mengarahkan hal-hal yang belum jelas
kaitannya dengan proyek yang akan dibuat.
Murid
menyepakai bahwa bentuk proyek yang ingin dikumpulkan berupa vidio, laporan
tertulis disertai alat yang telah dibuat, dan hanya sebatas produk alat yang
telah dibuat. Sedangkan batas waktu pengumpulannya murid menyepakati sebelum
pelaksanaan Penilaian Akhir Semester Ganjil.
5.
Mendesain
Rancangan Proyek dan Pembuatan Proyek
Tahap
selanjutnya murid dikelompokkan berdasarkan pilihan KD. Kelompok yang sudah
dibentuk oleh penulis selanjutnya disebar melali WA grup. Selanjutnya
masing-masing kelompok diminta untuk menyepakati desain proyek yang akan
dibuat. Penulis meminta disain proyek yang telah disepakati oleh masing-masing
kelompok agar di kirim ke WA grup sebagai acuan dan inspirasi kelompok lain
sekaligus sebagai gambaran penulis tentang proyek apa yang ingin dibuat oleh
murid. Tidak lupa penulis juga memberikan masukan terhadap desain rancangan
proyek. Setelah itu setiap kelompok membuat proyek dirumah sesuai dengan desain
rancangan kemudian melaporkan proyek sederhana yang sudah dibuat sesuai dengan
bentuk pelaporan dan batas waktu pelaporan yang telah disepakti.
Uraian
diatas dalah langkah-langkah aksi nyata yang dilakukan oleh penulis. Alasan penulis
melakukan aksi nyata ini adalah:
1.
Menuntun
kodrat anak yakni “kodrat jaman”
2. Menanamkan
pemikirian postif kepada guru yang lain untuk selalu tetap berusaha melakukan
pembelajaran sesuai jaman disemua kondisi baik kondisi normal maupun saat
pandemi
3. Mencoba
menerapkan pembelajaran yang melatih keterampilan abad XXI dengan model
pembelajaran Project Based Learning (PjBL) di masa pandemi
4.
Menumbuhkan
motivasi instrinsik murid untuk berkolaborasi dan kreatif walaupun pembelajaran
dilakukan dari rumah
Hasil Dari Aksi Nyata
Hasil
dari aksi nyata yang dilakukan oleh penulis sebagi berikut:
1.
Dari
62 murid, 40 murid (65%) memberikan respon terhadap pemilihan Kompetensi Dasar
yang akan diajdikan proyek sederhana
2.
40
murid ini memilih proyek yang berbeda-beda sesuai dengan keinginannya sesuai
dengan tabel dibawah ini
Topik
Sesuai KD/Jumlah Murid |
||
Titik
Berat |
Elastisitas |
Fluida |
14 |
17 |
9 |
3.
Bentuka
proyek yang dikumpulkan murid:
No |
Bentuk Proyek Yang Dikumpulkan |
Banyaknya Kelompok |
1 |
Vidio dan Produk berupa alat yang
sudah jadi |
3 |
2 |
Vidio |
2 |
3 |
Laporan Tertulis dan Produk berupa
alat yang sudah jadi |
1 |
4 |
Produk berupa alat yang sudah jadi |
1 |
Selain dari ketiga hasil tersebut, ada
beberapa kelompok yang mengumpulkan dua hari setelah penulis dan murid
menyepakati bentuk proyek sederhana yang akan dikumpulkan. Hal ini menendakan
bahwa jika pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan keinginan murid maka murid
akan melaksanakan atau mengikuti kegiatan pembelajaran secara penuh tanggung
jawab.
Pembelajaran Yang Didapat Dari
Pelaksanaan (Kegagalan Maupun Keberhasilan)
Dari
pelakasanaan aksi nyata ini, pembelajaran yang penulis dapatkan adalah pembelajaran
yang melatih keterampilan abad XXI tetap bisa dilaksanakan pada kondisi
pandemi. Pembelajaran yang melatih keterampilan abad XXI dengan model PjBL pada
kondisi pandemi bisa dilakukan dengan
metode daring atau luring serta memberikan kemerdekaan dalam menentukan proyek
yang akan dibuat.
Selain itu pembelajaran
yang dapat diambil dari kegiatan ini adalah terlihat masih 35% murid yang belum
aktif mengikuti pembelajaran PjBL secara daring maupun luring. Oleh sebab itu
kiranya melibatkan kedepan penulis melibatkan wali kelas dan guru BK dalam
melakukan pembelajaran PjBL secara daring atau luring pada kondisi pandemi
Rencana perbaikan untuk
pelaksanaan di masa mendatang
Aksi nyata yang dilakukan kaitannya dengan pelaksanaan pembelajaran yang melatih keterampilan abad XXI melalui model PjBL ini merupakan gambaran pelaksanaan pembelajaran pada suasana pandemi. Sehingga kedepan jika ingin melakukan pembelajaran yang sama perlu kiranya melibatkan minimal wali kelas dan guru BK untuk meningkatkan partisipasi murid dalam pembelajaran dimasa pandemi
Dokumentasi
Vidio Hasil Proyek Murid
Gambar
2. Kesepakatan Bentuk Proyek dan Batas Waktu Pengumpulan
Gambar
3. Hasil Proyek Sederhana Keseimbangan Benda Tegar Berupa Alat
Gambar 5. Hasil Proyek Sederhana Fluida Berupa Alat dan Laporan Tertulis