Kamis, 03 Desember 2020

MENDESAIN PEMBELAJARAN YANG BERPIHAK PADA MURID SESUAI KODRAT ZAMAN

 Latar Belakang

Berdasarkan hasil angket yang yang disebar ke guru SMAN 1 Labuhan Haji tentang penilaian yang dilakukan selama pandemi Covid-19, 33% guru SMA Negeri 1 Labuhan Haji tidak melakukan penilain keterampilan. 33% guru yang tidak melakukan penilai keterampilan ini sebagian besar memberikan beberapa alasan bahwa guru  tidak bisa menilai keterampilan secara tidak langsung (tidak tatap muka) dan banyak murid yang tidak aktif jika melakukan penilai keterampilan secara daring. Hal ini juga sejalan dengan respon yang diberikan oleh murid. Dimana 82% murid tidak pernah melakukan kegiatan pembelajaran yang melatih keterampilan mereka.

Berdasarkan kondisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa selama pandemi ini murid kurang dilatih untuh mengembangkan keterampilannya. Padahal sejak kurikulum 2013 diberlakukan guru dituntut untuk mengembangkan keterampilan murid disamping mengembangkan pengetahuan dan sikap. Apalagi bila dikaitkan dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara bahwa salah satu kodrat yang tidak bisa diubah adalah kodrat jaman. Sehingga dalam kondisi apapun baik kondisi normal maupun pandemi guru tetap dituntut untuk melakukan pembelajaran sesuai dengan kodrat jaman

Salah satu pembelajaran sesuai kodrat jaman adalah pembelajaran yang melatih keterampilan abad XXI. Paradigma pembelajaran abad XXI menekankan pada kemampuan peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber, merumuskan permasalahan, berpikir analitis dan kerjasama serta berkolaborasi dalam menyelesaikan masalah. Sehingga walaupun kondisi pandemi pembelajaran yang melatih keterampilan abad XXI tetap bisa dilakukan dengan berbagai cara (daring atau luring) maupun dimanapun murid berada (disekolah, dirumah, dan dimasyarakat). Hal ini sesuai dengan penjelasan pada Permendikbud No 22 Tahun 2016 bahwa prinsip pembelajaran yang harus dipenuhi dalam proses pembelajaran abad XXI dianataranya pembelajaran dapat berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat serta memanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efiseinsi dan efektivitas pemebelajaran.

Dari uraian diatas penulis melakukan aksi nyata untuk memberikan pemikiran positif kepada guru lain untuk tetap melakukan kegiatan pembelajaran yang melatih keterampilan abad XXI pada kondisi pandemi. Model pembelajaran yang diaplikasikan dalam pembelajaran abad XXI adalah model pembelajaran Project Based Learning (PjBL). Pembelajaran  PjBL yang dilakukan pada kondisi pandemi ini dilakukan secar daring dan luring serta mencoba memerdekakan murid dalam pembelajaran. Sehingga dengan menerepakan pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dengan prinsip merdeka, murid akan aktif belajar secara daring sekaligus penulis dapat  menjalankan paradigma pembelajaran abad XXI dan menjalan prinsip pembelajaran sesuai dengan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016.

 

Aksi Nyata Yang Dilakukan

Aksi nyata yang dilakukan oleh penulis adalah mendesaian dan melaksanakan pembelajaran yang melatih keterampilan abad XXI pada kondisi pandemi dengan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL). Adapun tahap-tahap yang dilakukan dalam aksi nyata ini sebagai berikut:

1.    Analisis Kompetensi Dasar Yang Ada Di Kurikulum

Pada tahap awal penulis melakukan anilisis kompetensi dasar yang ada di Kurikulum sekolah yang nantinya akan dijadikan Kompetensi Dasar untuk melakukan aksinyata yaitu menciptakan pembelajaran yang menerapkan keterampilan abad XXI  dengan model project based learning. Dari hasil analisis yang dilakukan didapatkan kesimpulan sementara bahwa kompetensi dasar yang akan diterapkan pada aksi nyata adalah kompetensi dasar kelas XI semester ganjil tahun pelajaran 2020-2021. Kompetensi dasar yang diambil ada 3 pilihan yaitu:

4.2     Membuat karya yang menerapkan konsep titik berat dan kesetimbangan benda tegar

4.3     Melakukan percobaan tentang sifat elastisitas suatu bahan berikut presentasi hasil percobaan dan pemanfaatannya

4.4    Merancang dan melakukan percobaan yang memanfaatkan sifat-sifat fluida, berikut presentasi hasil percobaan dan pemanfaatannya

Pemilihan ketiga kompetensi dasar ini berdasarkan pada pertimbangan bahwa bahan, benda, atau alat-alat yang merapkan konsep pada masing-masing kompetensi dasar tersebut mudah dijumpai dilingkungan peserta didik

2.    Kolaborasi dengan guru lain

Tahap selanjutnya melakukan kolaborasi dengan berdiskusi sesama guru. Kebutalan disekolah ada guru fisika lain yang lebih senior dari saya. Salain itu pada tahun 2018 beliau diundang oleh P4TK IPA Bandung untuk mengikuti diklat pembelajaran STEM dan pernah mengimbaskan ke forum MGP Fisika Lombok Timur. Berdasarkan diskusi yang dilakukan dan pengalaman beliau dalam melakukan kegiatan pembelajaran yang melatih keterampilan abad XXI peserta didik, maka beliau mendukung pemilihan ketiga kompetensi dasar yang telah dipilih tersebut. Selain memberikan dukungan beliau juga meberikan informasi bahwa dalam pelaksanaannya nanti penerapan pembelajaran yang melatih keterampilan adab XXI nantinya membutuhkan waktu yang relatif lama sehingga lebih pandai dalam mengatur waktu dan teknologi. Apalagi pada masa pandemi covid-19 kegiatan pembelajaran tatap muka di tiadakan, sehingga teknolgi sangat dibutuhkan dalam melaksanakan aksi nyata ini

3.    Kesepakatan Penentuan Salah Satu KD Untuk Dijadikan Proyek Sederhana

Selanjutnya penulis meminta kepada murid untuk memilih salah satu KD sesuai dengan keinginan masing-masing. Untuk aksi nyata kali ini penulis menggunakan dua kelas dengan jumlah murid 62. Karena kegiatan pembelajaran tatap muka masih dilaksanakan secara terbatas, penulis menggunakan google form dalam penentuan salah satu KD yang diinginkan oleh murid untuk dijadikan proyek sederhana. Selain menggunakan google form penulis meminta murid untuk datang kesekolah bagi yang tidak memiliki akses internet dalam penentuan KD untuk dijadikan proyek sederhana.

4.  Kesepakatan Bentuk Pelaporan Proyek Yang Dikumpulkan dan Batas Waktu Pengumpulan

Setelah murid menentukan sendiri KD yang dijadikan proyek sederhana, selanjutnya murid diminta untuk menentukan bentuk proyek yang akan dikumpulkan serta batas waktu pengumpulan. Kebetulan ketika melakukan pembelajaran tatap muka terbatas disekolah ada jadwal fisika dikelas tempat melakukan aksi nyata. Kesempatan inilah yang digunakan penulis untuk menelusuri murid yang belum menentukan salah satu KD yang akan dijadikan proyek sederhana sekaligus penentuan bentuk proyek yang akan dikumpulkan serta batas waktu pengumpulannya. Kesempatan ini juga yang digunakan penulis untuk mengarahkan hal-hal yang belum jelas kaitannya dengan proyek yang akan dibuat.

Murid menyepakai bahwa bentuk proyek yang ingin dikumpulkan berupa vidio, laporan tertulis disertai alat yang telah dibuat, dan hanya sebatas produk alat yang telah dibuat. Sedangkan batas waktu pengumpulannya murid menyepakati sebelum pelaksanaan Penilaian Akhir Semester Ganjil.

5.    Mendesain Rancangan Proyek dan Pembuatan Proyek

Tahap selanjutnya murid dikelompokkan berdasarkan pilihan KD. Kelompok yang sudah dibentuk oleh penulis selanjutnya disebar melali WA grup. Selanjutnya masing-masing kelompok diminta untuk menyepakati desain proyek yang akan dibuat. Penulis meminta disain proyek yang telah disepakati oleh masing-masing kelompok agar di kirim ke WA grup sebagai acuan dan inspirasi kelompok lain sekaligus sebagai gambaran penulis tentang proyek apa yang ingin dibuat oleh murid. Tidak lupa penulis juga memberikan masukan terhadap desain rancangan proyek. Setelah itu setiap kelompok membuat proyek dirumah sesuai dengan desain rancangan kemudian melaporkan proyek sederhana yang sudah dibuat sesuai dengan bentuk pelaporan dan batas waktu pelaporan yang telah disepakti.

Uraian diatas dalah langkah-langkah aksi nyata yang dilakukan oleh penulis. Alasan penulis melakukan aksi nyata ini adalah:

1.    Menuntun kodrat anak yakni “kodrat jaman”

2.  Menanamkan pemikirian postif kepada guru yang lain untuk selalu tetap berusaha melakukan pembelajaran sesuai jaman disemua kondisi baik kondisi normal maupun saat pandemi

3. Mencoba menerapkan pembelajaran yang melatih keterampilan abad XXI dengan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) di masa pandemi

4.    Menumbuhkan motivasi instrinsik murid untuk berkolaborasi dan kreatif walaupun pembelajaran dilakukan dari rumah


Hasil Dari Aksi Nyata

Hasil dari aksi nyata yang dilakukan oleh penulis sebagi berikut:

1.    Dari 62 murid, 40 murid (65%) memberikan respon terhadap pemilihan Kompetensi Dasar yang akan diajdikan proyek sederhana

2.    40 murid ini memilih proyek yang berbeda-beda sesuai dengan keinginannya sesuai dengan tabel dibawah ini

Topik Sesuai KD/Jumlah Murid

Titik Berat

Elastisitas

Fluida

14

17

9

3.    Bentuka proyek yang dikumpulkan murid:

No

Bentuk Proyek Yang Dikumpulkan

Banyaknya Kelompok

1

Vidio dan Produk berupa alat yang sudah jadi

3

2

Vidio

2

3

Laporan Tertulis dan Produk berupa alat yang sudah jadi

1

4

Produk berupa alat yang sudah jadi

1

Selain dari ketiga hasil tersebut, ada beberapa kelompok yang mengumpulkan dua hari setelah penulis dan murid menyepakati bentuk proyek sederhana yang akan dikumpulkan. Hal ini menendakan bahwa jika pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan keinginan murid maka murid akan melaksanakan atau mengikuti kegiatan pembelajaran secara penuh tanggung jawab.

 

Pembelajaran Yang Didapat Dari Pelaksanaan (Kegagalan Maupun Keberhasilan)

Dari pelakasanaan aksi nyata ini, pembelajaran yang penulis dapatkan adalah pembelajaran yang melatih keterampilan abad XXI tetap bisa dilaksanakan pada kondisi pandemi. Pembelajaran yang melatih keterampilan abad XXI dengan model PjBL pada kondisi pandemi bisa  dilakukan dengan metode daring atau luring serta memberikan kemerdekaan dalam menentukan proyek yang akan dibuat.

Selain itu pembelajaran yang dapat diambil dari kegiatan ini adalah terlihat masih 35% murid yang belum aktif mengikuti pembelajaran PjBL secara daring maupun luring. Oleh sebab itu kiranya melibatkan kedepan penulis melibatkan wali kelas dan guru BK dalam melakukan pembelajaran PjBL secara daring atau luring pada kondisi pandemi


Rencana perbaikan untuk pelaksanaan di masa mendatang

            Aksi nyata yang dilakukan kaitannya dengan pelaksanaan pembelajaran yang melatih keterampilan abad XXI melalui model PjBL ini merupakan gambaran pelaksanaan pembelajaran pada suasana pandemi. Sehingga kedepan jika ingin melakukan pembelajaran yang sama perlu kiranya melibatkan minimal wali kelas dan guru BK untuk meningkatkan partisipasi murid dalam pembelajaran dimasa pandemi


Dokumentasi

Vidio Hasil Proyek Murid




 Gambar 1. Kolaborasi Perencanaan Dengan Guru Lain


                     


Gambar 2. Kesepakatan Bentuk Proyek dan Batas Waktu Pengumpulan

 


Gambar 3. Hasil Proyek Sederhana Keseimbangan Benda Tegar Berupa Alat



 Gambar 5. Hasil Proyek Sederhana Fluida Berupa Alat dan Laporan Tertulis


PEMBELAJARAN YANG NYAMAN DAN DINANTIKAN OLEH SELURUH MURID

Latar Belakang   K egiatan Pembelajaran adalah suatu proses yang mengandung serangkaian kegiatan ...